PHYSIOLOGI
DIGESTI PADA TERNAK NON RUMINANSIA (KUDA)
Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal
ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di
bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran
kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian
belakang. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan
penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau
metabolisme.
Berikut penjelasan secara umum maupun khusus
dari alat dan fungsi pencernaan kuda:
1.
Rongga Mulut (mouth)
Mulut
merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu
mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva.
Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva.
Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat menyeleksi pakan yang
dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada lidah dan terbanyak
terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain dengan cara merasakan
pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relative
kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk menentukan umur
umur dengan melihat : penyembulan (erupsi), pergantian sementara, bentuk dan
dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung elektrolit utama yaitu Na+,
K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau sedikit sekali mengandung amylase.
Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam
mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur rongga
mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.
2.
Pharynx dan Esofagus
Pharynx
adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang
kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang
berarti.
3.
Lambung
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4.
Pankreas
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5.
Usus Kecil
Usus
kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta
tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari
seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian
yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil
adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase,
dipeptidase, amylase, dan lipase.
6.
Usus Besar
Usus
besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas
60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat
fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3)
Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung
dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam
Berdasarkan
macam pakannya maka kuda termasuk ternak herbivora, dan berdasarkan organ pencernaanya
termasuk ternak non ruminansia. Organ pencernaan bagian depan pada ternak kuda
sama dengan organ pencernaan dari ternak non ruminansia lainnya, sedangkan pada
bagian belakang terdapat perbedaan yakni sekumnya besar yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya proses fermentasi oleh mikroorganisme.
MO
pada sekum kuda mempunyai kemampuan yang sama dengan MO yang terdapat dalam
rumen yakni mampu memecah atau mencerna selulosa dan hemiselulosa (serat
kasar). Perbedaannya : Proses fermentasi yakni pada kuda terjadi dibagian akhir
(sekum) sedangkan ruminansia di bagian awal (rumen) dari organ pencernaan.
Sistem
pencernaan pada kuda meliputi pengambilan Makanan (feed
consumtion), pengunyahan, pencernaan, absorpsi dari nutrien dan
mengeliminasi bahan yang tidak tercerna dalam bentuk limbah solid. Proses
pencernaan kuda memakan waktu 65-75 jam (mulai dari mulut sampai bahan pakan
yang tidak tercerna dibuang keanus).
Pustaka
Anonimus. 1990. Anatomi Hewan. Laboratorium Anatomi Hewan, Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.
Anonimus. 1990. Anatomi Hewan. Laboratorium Anatomi Hewan, Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.
Blakely, James and David H. Bade, 1991.
Ilmu Peternakan edisi IV. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Sarwono, B. 1993. Beternak Kambing
Unggul. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Smith, John. B dan Soesanto
Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar