I.
Pendahuluan
Perkembangan usaha peternakan unggas
di Indonesia relatif lebih maju dibandingkan usaha ternak yang lain. Hal ini
tercermin dari kontribusinya yang cukup luas dalam memperluas lapangan kerja,
Peningkatan pendapatan masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan
makanan bernilai gizi tinggi. Salah satu usaha perunggasan yang cukup
berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Pada umumnya pemeliharaan itik
petelur telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan. Bagi mereka, itik petelur merupakan sumber mata pencaharian dalam
kehidupan sehari - hari. Dan pada umumnya, masyarakat pedesaan memelihara
itiknya dengan cara digembalakan. Setiap
pagi hingga sore peternak mengembalakan itik di sawah- sawah, sungai – sungai
kususnya daerah yang berair untuk mendapatkan gabah- gabah yang tercecer, keong
rawa, ikan dan binatang – binatang rawa yang bias di manfaatkan sebagai sumber
pakan. Biasanya sistem pemeliharaan itik di pedesaan memang masih sangat
sederhana. Namun, dari telur dan daging yang dihasilkan oleh itik
peliharaannya, para peternak di pedesaan hasilnya memuaskan dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup keluargannya. Ternak itik telah menjadi salah satu pilihan
usaha penyedia telur dan daging, sehingga dapat diandalan sebagai sumber gizi
dan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Telur dan daging masih menjadi
produk utama dari usaha ternak itik, karena telur itik mengandung protein yang
cukup tinggi yaitu pada bagian kuning telurnya kurang lebih (17%), pada bagian
putihnya terdiri dari ovalbumin (putih telurnya) dan ovavitelin (kuning telur).
Bagi masyarakat menengah ke bawah, telur dan daging itik merupakan alternatif
terbaik untuk memenuhi kebutuhan pangan. Bila dibandingkan dengan daging sapi,
daging itik jauh lebih murah. Dilihat dari segmentasinya, ragam bisnis itik di
Indonesia dapat dibagi menjadi empat golongan besar, yaitu produksi,
pascaproduksi, jasa pemasaran atau perdagangan, dan prasarana Keempat segmen
bisnis ini dapat menjadi usaha interagsi maupun spesialisasi. Usaha dibidang
produksi. di antaranya usaha ternak itik petelur, pedaging, penghasil telur,
dan DOD.
Ternak itik petelur merupakan salah
satu peluang yang cukup potensial dikembangkan dalam bisnis itik. Hal ini
dikarenakan setiap tahun permintaan telur itik cenderung terus meningkat. Telur
biasanya dijual ke pedagang pengumpulan atau langsung ke konsumen. Secara umum
usaha ternak itik petelur dapat dilakukan dengan tiga sistem pemeliharaan,
yaitu sistem tradisional (gembala) pemeliharaan itik petelur dengan sistem
tradisional adalah pemeliharaan itik dengan cara mengembalakan itik ke sumber -
sumber pakan seperti sawah- sawah. Sistem intensif tanpa air (kandang baterai)
pemeliharaan itik dengan sistem kandang merupakan pemeliharaan itik secara
intensif atau pemeliharaan tanpa air. Itik dipelihara di dalam kandang seperti
layaknya ayam ras yang dipelihara di kandang baterai. Pada dasarnya sistem
pemeliharaan di kandang baterai masih sedikit diterapkan oleh peternak. Namun,
bukan berarti sistem ini tidak menguntungkan. Jika ingin memelihara itik dengan
menggunakan kandang baterai, sebaiknya dalam skala usaha menengah dan besar
serta menggunakan bibit unggul.
II.
Rencana Bisnis
Kegiatan usaha ini akan dimulai pada saat dana
telah dikeluarkan dan dalam pelaksanaannya kegiatan usaha ini ditentukan
berdasarkan kapasitas produksi dalam sekali produksi.
2.1. Deskripsi Usaha
Ä Bidang Usaha
Bidang usaha kami merupakan usaha berjenis peternakan itik petelur.
Jenis Produk
Dalam usaha ini, produk yang kami tawarkan yaitu telur itik yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau dan untuk menambah pendapatan
mahasiswa dalam berwirausaha.
Ä
Kegunaan, Keunggulan, Keunikan
a. Kegunaan produk ini adalah menghasilkan telur itik yang berkualitas
untuk menambah pendapatan mahasiswa dalam berwirausaha.
b. Keunggulan produk telur itik ini, mempunyai setandar kualitas telur
yang cukup baik meskipun sistem
pemeliharaannya masih tradisional.
c. Keunikan produk dari usaha ini yaitu terletak dari segi
penyusunannya karena telur itik yang kami hasilkan berasal dari itik yang
berkualitas tinggi sehingga menghasilkan telur itik yang berkualitas tinggi.
Ä Lokasi Usaha
Lokasi usaha
dalam kegiatan ini yaitu berada di Konda tepatnya di BTN belakang Asrama Brimob
kota Kendari. Tempat ini sangat cocok untuk usaha itik petelur dan telur tetas
karena berada di lingkungan yang berrawa-rawa sehingga memudahkan kami dalam
membudidayakan telur itik.
Ä Waktu
Waktu yang
dibutuhkan untuk satu kali siklus usaha dalam menghasilkan produk ini dapat
dikondisikan sesuai kebutuhan dan juga permintaan konsumen.
Ä
Dampak Usaha Terhadap Lingkungan
a.
Dari segi
ekonomi, produk ini dapat berdampak positif dengan harga yang terjangkau
sehingga konsumen dapat menikmatinya.
b.
Dari segi
social, usaha kami dapat diterima dimasyarakat karena usaha ini tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan terutama pada pencemaran kotoran ternak karena
ternak ini digembalakan di area raw-rawa atau persawahan.
c.
Dari segi
budidaya, usaha ini dapat menciptakan suatu produk yang mempunyai kualitas
tinggi yang bertujuan untuk mendukung program
produksi telur yang baik.
Ä Resiko Bisnis
Dalam menjalankan sebuah usaha tentunya tidak akan
terlepas dari yang namanya resiko
baik itu resiko besar ataupun resiko kecil. Kami akan berupaya semaksimal mungkin dan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha ini agar masalah resiko bisnis dapat
kami atasi.
2.2. Rencana Pemasaran
Ä Target Konsumen
Selain
digunakan sendiri untuk produksi telur ,
kami juga akan menjual ke konsumen di sekitar pasar-pasar dan
warga Kota Kendari pada umumnya.
Ä Wilayah Pemasaran
Daerah cakupan
pemasaran produk kami meliputi
wilayah Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan .
Ä
Situasi Persaingan
Situasi persaingan untuk usaha kami, belum
begitu besar. Mengingat usaha telur itik
belum begitu tergalakkan. Sehingga
proses pemasaran produk kami akan berjalan lancer meskipun perlengkapan yang
kami gunakan masih sangat sederhana dan kami yakin akan menciptakan produk yang
lebih baik dan berkualitas tinggi.
Ä Jumlah dan Harga Produk
Tabel 1. Rincian Jumlah dan Harga Produk
No
|
Nama Produk
|
Jumlah
Produk/Bln
|
Harga (Rp)/kg
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Itik Dara
Mojosari
|
100 ekor
|
48.500/ekor
|
4.850.000
|
Aspek
Teknis
-
Pakan
Usaha dalam
pembesaran itik petelur ini, direncanakan pakan yang diberikan berupa pakan
jadi pemberiannya secara adbilitium berdasarkan kebutuhan konsumsi
perhari. Jenis pakan yang diberikan
adalah pakan komersial kosentrat, dedak dan tambahan pakan lainnya seperti
gabah, keong dan ikan-ikan kecil. Pakan komersial kosentrat dapat diperoleh di
toko unggas terdekat di Kota Kendari (Bintari dan Unggas Mandiri) sedaqngkan
untuk gabah, keong dan ikan kecil dapat di peroleh di sawah atau rawa-rawa.
-
Kandang
Kandang itik yang
digunakan dalam usaha ini adalah kandang litter. Tata letak kandang agar dapat mendapat sinar
matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang. Desain layout, kapasita dan materi bangunan
kandang terutama lantai dan atap kandang.
Semuanya itu harus diperhatikan dalam rangka mempermudah alur kegiatan
pemeliharaan, Kandang yang baik juga harus memberikan kenyamanan pada itik
petelur agar bisa berkembang secara optimal. Perlengkapan berupa tempat makan,
dan tempat minum.
Pemeliharaan
·
Sanitasi dan tindakan preventif
Sanitasi kandang mutlak
diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit)
perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
·
Pengontrolan penyakit
Pengontrolan penyakit
dapat dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat
ditangani sacara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik. Pemberian
vaksinasi akan diberikan seperlunya.
·
Hasil panen
Hasil
panen utama itik petelur adalah telur itik. Hasil tambahan berupa induk afkir,
itik jantan sebdagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman
yang berharga.
-
Bibit
Ternak
itik yang
dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji
keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan. Dalam
usaha ini jumlah itik petelur yang akan
diusahakan direncanakan sebanyak 100 ekor/periode. Selama periode pertama bibit (DOD) yang baru
saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah
rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan
pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang
anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2
mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan
ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah
vitamin/mineral.
-
Kapasitas Produksi
Usaha itik
petelur ini mempunyai kapasitas produksi yang cukup besar. Jika diansumsikan
produksi telur itik per-ekor selama sebulan adalah 20 butir berarti dalam jangka waktu setengah
tahun kami dapat memproduksi pupuk sebesar 120 butir
dan jika waktunya mencapai 1 tahun maka produksi
telur sebesar 240 butir
.
2.1.
Aspek Finansial
-
Biaya Investasi
Investasi merupakan penanaman modal
dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relative panjang biaya ini
tetap dikeluarkan oleh peternak walaupun total produknya berubah nilainya akan
tetap. Komponen yang terkandung dalam
biaya kebutuhan investasi biasanya sesuai dengan jenis usaha yang akan
dijalankan. Secara umum komponen biaya
kebutuhan investasi adalah biaya pra-investasi yakni biaya pengurusan izin
usaha. Komponen kedua yakni biaya aktiva
tetap yang berwujud yaitu tanah, mesin-mesin, bangunan, peralatan dan aktiva
tidak berwujud yaitu merek dagang, lisensi dan aktiva tidak berwujud lainnya.
-
Biaya Oprasional
Biaya operasional adalah biaya
tidak tetap dalam usaha pemeliharaan itik petelur. Biaya operasional adalah upah tenaga kerja/karyawan,
biaya listrik, biaya komunikasi, air, biaya pemeliharaan, pajak, biaya
pemasaran dan biaya-biaya lainnya.
-
Modal Usaha
Modal yang akan kami gunakan nantinya untuk membuka usaha adalah
sebesar Rp. 14.600.000 Modal tersebut digunakan
untuk mengembangkan usaha peternakan itik ini yaitu itik petelur dengan modal
yang akan digunakan adalah sebesar Rp. 14.600.000
Ä Usaha
Itik Petelur
§ Kandang
(atap, bambu, tempat makan dan minuman itik) Rp. 4.000.000
§ Pakan
selama 5 bulan Rp. 3.250.000 (Itik diumbarkan jadi untuk makanannya tidak
terlalu banyak menghabiskan makanan tambahan)
§ Harga
itik yang sudah siap bertelur Rp. 4.850.000
§ Sewa
lahan 5 bulan Rp. 2.500.000
Sumber biaya untuk memenuhi
kebutuhan investasi dapat digunakan biaya sendiri. Modal usaha pemeliharaan itik petelur ini
berasal dari modal sendiri sebanyak Rp.14.600.000
-
Analisis Keuangan
Analisis keuangan digunakan untuk
memperoleh gambaran financial mengenai biaya usaha dan pendapatan, kemampuan
usaha untuk membayar kredit, serta kelayakan usaha. Ketiga hal tersebut memerlukan dasar-dasar
perhitungan yang diasumsikan berdasarkan hasil survey dan pengamatan
lapangan. Analisa aspek keuangan diawali
dengan menetapkan berbagai asumsi yang berhubungan dengan rencana usaha seperti
pada tabel 1. Selanjutnya dilakukan
penyusunan kebutuhan dana baik untuk pembelian peralatan maupun biaya
operasional dalam usaha tersebut dan proyeksi laba rugi serta arus kas usaha.
Dengan mengetahui hasil analisa
keuangan, yaitu analisa net present value
(NPV) dari setiap rupiah yang diperoleh pada masa datang, Internal Rate of Return (IRR) atau
tingkat bunga pengembalian modal, lamanya waktu kembali modal (payback period), berapa besar tingkat
rasio pendapatan dibanding beban (benefit
and cost rasio), serta analisa sensitivitas maka prospek pembiayaan usaha
ini dapat diketahui.
-
Harga
Pasar dan Pendapatan
Harga pasar dan pendapatan proyek
menghasilkan output berupa, penjualan telur adalah Rp.60.000/rak, serta
penjualan kotoran atau limbah ternak yang sudah diolah menjadi pupuk seharga
Rp.35.000/karung. Penjualan itik afkir Rp. 35.000/ekor . Pendapatan dari
penjualan telur itik selama 1 periode pembesaran dengan mortalitas 5% adalah
Rp.2.000 x 85 butir/hari x 30 hari = Rp.5.100.000,-. Penjualan pupuk perbulan adalah Rp.350.000,-.
-
Analisis Usaha
Tabel 2. Kebutuhan
investsi
No
|
Keterangan
|
Unit
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Tempat pakan
|
4 buah
|
50.000
|
200.000
|
2
|
Kandang
|
1 buah
|
4.000.000
|
4.000.000
|
3
|
Peralatan lain-lain
|
-
|
100.000
|
100.000
|
Jumlah
|
4.300.000
|
Tabel 3. Biaya
operasional per periode pemeliharaan
No
|
Keterangan
|
Unit
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Penyusutan tempat pakan
|
4
|
25.000
|
100.000
|
2
|
Penyusutan kandang
|
1
|
2.000.000
|
2.000.000
|
3
|
Penyusutan peralatan lain-lain
|
-
|
50.000
|
50.000
|
Total biaya tetap
|
2.150.000
|
|||
4
|
Pembelian
Itik Dara
|
100 ekor
|
48.500
|
4.850.000
|
5
|
Pakan Itik
Dara selama 5 bulan
|
100 ekor
|
6.500
|
3.250.000
|
6
|
Obat-obatan
|
4 pak
|
22.000
|
88.000
|
7
|
Sewa
lahan
|
5 bulan
|
500.000
|
2.500.000
|
8
|
Biaya
komunikasi dan lain-lain
|
-
|
100.000
|
100.000
|
Total
biaya variable
|
10.788.000
|
-
Biaya
operasional per periode
= Total biaya tetap + Total biaya variable
= Rp 2.150.000+ Rp 10.788.000
= Rp 12.938.000
-
Penerimaan
Per periode
- Penjualan telur itik 85 butir x Rp 2.000 x 75hari/periode = Rp
12.750.000
- Penjualan kotoran ayam 10 karung x Rp 35.000 = Rp 350.000 +
Total penerimaan = Rp 13.100.000
-
Keuntungan
Keuntungan per Satu periode =
Total penerimaan-Total biaya operasional
= Rp 13.100.000 –
12.938.000
= Rp 162.000
-
B/C
Rasio
B/C = Pendapatan/Biaya
=
13.100.000
12.938.000
= 1,01
·
Dari
hasil B/C rasio diatas dapat disimpulkan bahwa usaha itik petelur akan
mengalami keuntungan dan keberlanjutan usaha karena hasil B/C rasionya di atas
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar