ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER

A.    Pendahuluan

            Usaha peternakan unggas di Indonesia khususnya produk daging menduduki peringkat tertinggi yakni sebesar 1.355.200 ton atau 65,46% dari total produksi daging 2.070.300 ton pada tahun 2006. Khusus ternak ayam broiler memberikan kontribusi sebesar 955.800 ton atau 46,17% (BPS Peternakan, 2006). Keanekaragaman golongan ternak unggas sebagai penghasil daging tersebut, ayam broiler dianggap lebih dominan karena dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dapat menghasilkan daging yang siap dikonsumsi.

            Data tersebut menunjukkan peluang usaha pengembangan ayam broiler sangat besar. Pemeliharaan ayam broiler di Kota Kendari belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi. Jumlah konsumsi meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan daging ayam broiler dimanfaatkan untuk memenuhi kegiatan sosial budaya seperti pesta pernikahan, dan kegiatan resmi seperti pelatihan, lokakarya, seminar, dan kegiatan seremonial lainnya. Kebutuhan daging ayam broiler juga meningkat seiring peningkatan jumlah restoran dan rumah makan, demikian pula halnya pada bulan Ramadhan, Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha juga banyak membutuhkan daging ayam broiler.

            Kebutuhan daging ayam broiler diperlukan manusia sebagai sumber protein. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino yang mendekati susunan asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga lebih mudah dicerna dan lebih efisien pemanfaatannya. Namun demikian, keterbatasan jumlah daging ayam broiler yang dihasilkan oleh peternak dan yang didatangkan dari luar Kota Kendari, yakni dari Sulawesi Selatan belum mencukupi sepenuhnya kebutuhan konsumsi masyarakat akan daging ayam broiler. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan produksi daging ayam broiler tersebut.

B.     Aspek Kelayakan Teknis

Pemilihan lokasi yang tepat untuk usaha peternakan ayam broiler di Kota Kendari adalah Kecamatan Abeli. Pemilihan lokasi ini sesuai dengan persyaratan yang diperlukan antara lain lahan yang luas yang masih memungkinkan untuk pengembangan usaha peternakan ayam broiler dan lokasi ini terletak di pinggiran kota yang belum terlalu ramai oleh penduduk.

Lokasi usaha penggemukan yang direncanakan dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat yang jaraknya lebih kurang 15 km dari pusat kota. Sarana dan prasarana lainnya berupa listrik sudah terlayani oleh jaringan PLN dan sarana air bersih cukup tersedia (sumur bor dan layanan PDAM), dan telepon seluler telah terjangkau layanannya.

Beberapa teknis operasional yang perlu diperhatikan dalam usaha pembibitan sapi diantaranya adalah:

1.      Pakan

Jenis pakan yang diberikan adalah pakan komersial BP11 dengan kadar air maksimal 13%, protein 21-23%, lemak minimal 5%, serat kasar maksimal 5%, abu maksimal 7%, calcium minimal 0,9% dan phosphor minimal 0,6%. Pakan komersial BP11 dapat diperoleh di toko unggas terdekat di Kota Kendari (Bintani dan Unggas Mandiri).

2.      Kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang panggung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai diantaranya adalah desain layout, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama lantai dan atap kandang. Semuanya itu harus diperhatikan dalam rangka mempermudah alur kegiatan pemeliharaan, mulai dari kedatangan DOC, kemudahan proses pemberian pakan dan minum sekaligus menyangkut kemudahan membersihkan kandang dari kotoran ternak. Kandang yang baik juga harus memberikan kenyamanan pada ayam broiler agar bisa berkembang secara optimal.

3.      Bibit Ayam

Ayam broiler yang dipelihara adalah DOC ayam broiler strain SR 707 yang diproduksi oleh PT. Satwa Utama Raya. DOC ayam broiler dapat diperoleh di toko unggas terdekat di Kota Kendari (Bintani dan Unggas Mandiri).

4.      Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)

Keberhasilan usaha peternakan ayam broiler tidak terlepas dari dasar pengetahuan sumber daya manusia mengenai ayam broiler. Dalam pengelolaan ternak ayam dibutuhkan keterampilan dari pekerja kandang agar pemeliharaan ayam broiler dapat berlangsung secara maksimal. Jumlah pekerja kandang untuk satu unit kandang cukup satu orang.

C.    Aspek Pemasaran

            Jenis produk yang dipasarkan adalah ayam broiler dan pupuk kandang dengan wilayah pemasaran meliputi Kota Kendari. Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam broiler sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah ayam broiler yang dipelihara oleh peternak belum mampu mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka daging ayam broiler sebagian besar didatangkan dari Sulawesi Selatan. Sedangkan pupuk kandang dapat dijual kepada para pengusahan tanaman hias.

            Kota Kendari sebagai target pasar karena lokasi usaha ini berada di Kota Kendari dan kebutuhan daging ayam bagi masyarakat sangat tinggi.

D.    Aspek Lingkungan  

            Ditinjau dari aspek lingkungan, usaha peternakan ayam broiler tidak memberikan dampak yang begitu buruk terhadap lingkungan. Limbah yang merupakan hasil ikutan dari usaha ini berupa feses yang berpotensi menyebabkan pencemaran dapat dikelola sebagai pupuk. Limbah yang dihasilkan dapat langsung ditampung sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran udara. Limbah/feses yang langsung ditampung tidak menimbulkan polusi udara karena telah dilakukan penanganan untuk dijadikan sebagai pupuk kandang.

E.     Aspek Sosial Budaya

            Keberadaan usaha peternakan ayam broiler ini dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan melibatkan masyarakat setempat dalam hal sebagai karyawan, dan juga dapat meningkatkan hubungan sosial para pemilik usaha dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Usaha peternaka ayam broiler juga tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.

F.     Aspek Hukum

            Usaha Peternakan peternakan ayam broiler ini ditempatkan pada lokasi yang telah dipilih  sebelumnya dengan status lahan yang sah pada pemiliknya, serta usaha ini sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Kota Kendari.

G.    Aspek Finansial dan Aspek Ekonomi

            Jumlah anggaran yang disiapkan dalam pelaksanaan usaha ini adalah Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah), berasal dari modal bersama dari pemilik usaha dan pinjaman bank. Adapun rancangan anggaran biaya dalam usaha ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1.  Rancangan anggaran biaya

No	Uraian	Volume		Harga Satuan (Rp)	Jumlah (Rp)
1	Bahan Habis Pakai
	Ayam Broiler	1000	ekor	7,250	7,250,000
	Pakan Basal BP11 (selama 1 bulan)	1000	ekor	12,000	12,000,000
	Vaksin, Obat-obatan, dan desinfektan	1	paket	150,000	150,000
	Jumlah (1)				19,400,000
2	Peralatan Penunjang
	Pembuatan Kandang
	-         Kayu Balok 7 x 12 cm	50	batang	35,000	1,750,000
	-         Kayu Balok 5 x 7 cm	50	batang	28,000	1,400,000
	-         Kayu Kaso 2 x 3 cm	75	batang	18,000	1,350,000
	-         Papan	130	lembar	22,000	2,860,000
	-         Bambu	150	batang	15,000	2,250,000
	-         Atap Seng	120	lembar	36,000	4,320,000
	Sumber Air Bersih (Sumur Bor)	1	paket	5,000,000	5,000,000
	Instalasi Listrik	1	paket	5,000,000	5,000,000
	Pengadaan Tempat Pakan	80	unit	30,000	2,400,000
	Pengadaan Tempat Minum	50	unit	30,000	1,500,000
	Brooder House	5	unit	70,000	350,000
	Pembuatan Alas Kandang untuk DOC	1	paket	100,000	100,000
	Pengadaan Sprayer Desinfektan	1	unit	300,000	300,000
	Sepatu Boat	4	pasang	80,000	320,000
	Jumlah (2)				28,900,000
3	Perjalanan
	Transportasi Lokal	12	bulan	100,000	1,200,000
	Jumlah (3)				1,200,000
4	Lain-Lain
	Biaya-biaya tak Terduga	1	paket	500,000	500,000
	Jumlah (4)				500,000
	Total Anggaran (1+2+3+4)				50,000,000