PENGEMBANGAN
PETERNAKAN
TERPADU
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pertanian
terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat
dipanen secara seimbang. Pertanianmelibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya danmemerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan
bahan organik didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding
pertaniankonvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar
proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka
sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada
kawasantersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan
maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan
kawasantersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen
produksitidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponenlainnya. Disamping akan terjadi
peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga
efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai. Selain hemat energi,
keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam
sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu memperhatikan
diversifikasi tanaman dan polikultur. Seorang petani bisamenanam padi dan bisa
juga beternak kambing atau ayam dan menanamsayuran. Kotoran yang dihasilkan
oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu
membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petanimasih bisa mengandalkan daging atau
telur ayam, atau bahkan menjual
kambing
untuk mendapatkan penghasilan.
Pertanian terpadu
merupakan pilar kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara menyediakan
pangan yang aktual bagi rakyat Indonesia. Dalam segi ekonomi pertanian
terpadu sangat menguntungkan bagi masyarakat karena output yang
dihasilkan lebih tinggi dan sistem pertanian terpadu initidak merusak
lingkungan karena sistem ini ramah terhadap lingkungan. Output dari pertanian
terpadu juga bisa digunakan Selain itu limbah pertanian juga dapat
dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi biomassa. Bekas jerami, batang
jagung dan tebu memiliki potensi biomas yang besar.
Pola
pertanian terpadu merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan
ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus. Pada
pelaksanaan pertanian terpadu lebih banyak memanfaatkan potensi lahan yang ada
dengan memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar serta dengan
pengelolaan manajemen modern yang dikelola secara profesional dan terpadu.
Tujuan
dari sistem pertanian terpadu antara lain yaitu, memasyarakatkan sistem
pertanian terpadu sebagai pertanian yang lestari dimana lokasi tanah
diperhatikan dan ditingkatkan untuk menjamin kelangsungan siklus yang
berkesinambungan. Membentuk masyarakat tani yang mandiri dan peduli lingkungan
dan sadar akan jati dirinya sebagai penjaga alam. Meningkatkan taraf hidup
kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata dengan pola pikir maju dan pola
hidup sederhana. Membentuk suatu ikatan kerjasama dalam bentuk pertanian inti
rakyat serta membangun kerjasama yang sejajar dalam memenuhi kebutuhan sektor
pertanian. Memenuhi kebutuhan pasar akan makanan yang sehat dan bebas polusi
guna meningkatkan kualitas dalam persaingan.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari
makalah ini adalah untuk mengetahui model-model sistem peternakan terpadu. Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah dapat
mengetahui model-model
sistem peternakan terpadu.
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistem Pertanian Terpadu
Sistem
pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang
menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang
meniru cara alam bekerja. Secara harfiah, pertanian dapat diartikan sebagai
upaya pemanenan sinar matahari, atau transformasi energi matahari menjadi
energi organik. Ditinjau dari komoditasnya, pertanian terdiri pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, hortikultura, peternakan dan perikanan,
sedangkan apabila ditinjau dari ilmu yang membangunnya, pertanian dibangun dari
ilmu-ilmu keras (hard sciences) dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences) baik pada
kekuatan ilmu-ilmu dasar, terapan dan lanjutan maupun ilmu-ilmu kawinannya.
Berdasarkan pengertian pertanian di atas, terlihat
bahwa pertanian merupakan suatu ilmu dan produk dari suatu komoditi dengan
cakupan yang sangat luas. Selanjutnya memandang cakupannya yang demikian maka
pengembangan ilmu-ilmu pertanian tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus
dipadukan sehingga dihasilkan suatu teknologi yang mampu menyediakan pangan
bagi bangsa ini secara berkelanjutan (sustainable). Dengan demikian pada
gilirannya nanti teknologi yang dihasilkan tidak lagi terkungkung pada satu
bidang ilmu saja, tetapi sudah merupakan teknologifrontier. Oleh karena itu
ditinjau dari ilmu-ilmu yang membangunnya ilmu pertanian yang harus
dikembangkan adalah ilmu pertanian terpadu (Saputra, 2006).
Istilah
sistem pertanian mengacu pada suatu susunan khusus dari kegiatan uasaha tani
(misalnya budidaya tanaman, peternakan, pengolahan hasil pertanian) yang
dikelola berdasarkan kemampuan lingkungan fisik, biologis, dan sosioekonomis
setrta sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan sumber daya yang dimiliki petani
(Shaner et al, 1982). Sistem pertanian tersebut sangat beragam dalam hal
produktivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan, tenaga, dan modal serta
pengaruhnya terhadap lingkungan
Apabila
sistem pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran
dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya
memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha
pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada pengembangan ilmu pertanian,
secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan atau pertanian terpadu.
Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa
Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini
secara berkelanjutan
2.2. Model - Model Sistem Pertanian Terpadu
Model-model system pertanian terpadu
ada dua, yaitu system pertanian terpadu konvensional, Sistem pertanian terpadu
dengan teknologi EM (effective
micro-organisme), Sistem Pertanian Terpadu sekaligus Manajemen Limbah Terpadu (IF-IWM)
dan Sistem Pertanian Organik sebagai berikut:
a.
Sistem pertanian terpadu konvensional
Sistem pertanian terpadu
konvensional, sudah banyak diterapkan oleh petani kita pada masa lalu,namun
sekarang sudah banyak ditinggalkan. Tumpang
sari antara peternakan ayam dan balong ikan dimana kotoran ayam yang terbuang
dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Tumpang sari antara tanaman palawija dan
peternakan dimana sisa-sisa tanaman digunakan sebagai pakan ternak kambing atau
sapi dan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang bagi pertanaman
berikutnya. Praktek-praktek pertanian terpadu konvensional ini belum
mencerminkan siklus yang berkelanjutan.
Ø Model
Pertanian Terpadu Konvensional
-
Tumpang
sari antara petemakan ayam dan balong ikan (longyam) di mana kotoran ayam yang
terbuang dimanfaatkan sebagal pakan lkan
-
Tumpang
sari antara tanaman palawija dan petemakan, di mana sisa-sisa tanaman digunakan
sebagai pakan temak kambing atau sapi dan kotoran temak
digunakan sebagai pupuk kandang bagi pertanaman berikutnya. Praktek-praktek
pertanian terpadu konvensional ini belum tentu merupakan siklus yang
berkelanjutan.
-
Cina
tradisional, kandang hewan dibangun di atas kolam sehingga limbah hewan jatuh
langsung ke dalam air memberi bahan bakar kepada ekosistem kolam. Atau di Jawa
Barat MCK dibangun di atas kolam ikan. Diperoleh ikan dan air kolam dengan
ekstra unsur hara untuk mengairi tanaman. Sisa-sisa tanaman dibuang
balik kedalam kolam untuk menciptakan satu “sistem tertutup”
-
Sistem
kuno yang menggunakan limbah manusia dan hewan (night soil) untuk menyuburkan
kolam ikan direintroduksi dengan simpul baru: satu bioreaktor yang memungkinkan
bakteri anaerobik memroses limbah lebih cepat dan lebih aman menjadi
sumberdaya pertanian yang bermanfaat.
b.
Sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM (effective micro-organisme)
Sistem pertanian
terpadu modern memadukan pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan seluruh
sumberdaya yang ada dalam sistem. Petani bisa menanam padi, jagung, palawija
dan hasil pertanian lainnya. Selain itu petani juga beternak sapi, kambing,
ayam atau hewan ternak lainnya. Hasil yang bisa diperoleh petani dari pertanian
adalah hasil utama seperti beras, jagung, kedele, dll. Dari hasil utama ini
maka petani bisa menjualnya atau dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan
sehari-hari. Hasil sampingnya adalah limbah pertanian yang berupa jerami padi,
dedak, bekatul, jerami jagung. Limbah pertanian tersebut bisa digunakan sebagai
pakan ternak yang memiliki nutrisi yang tinggi dan tahan lama. Caranya adalah
mencampur limbah pertanian dengan mikroorganisme dekomposisi dan ditambah urea
plus tetes. Hasilnya adalah pakan ternak yang bergizi dan mampu tahan hingga 1
tahun lamanya. Bayangkan jika seluruh limbah pertanian diolah dan digunakan
sebagai pakan ternak. Tentu para petani tidak akan kekurangan pakan ternak yang
pada musim kemarau sulit di dapat. Selain itu akan menurunkan biaya produksi
karena rendahnya biaya pakan. Bekatul, dedak, limbah kacang, limbah kedele,
ampas tahu dan ampas tempe bisa digunakan sebagai pakan konsentrat untuk
meningkatkan pertumbuhan ternak.
Hasil utama yang didapat petani dari
peternakan adalah daging, susu, telur dan bibit (anakan). Hasil utama tersebut
sudah biasa dalam sistem peternakan karena memang hasil tersebutlan yang ingin
didapatkan. Hasil samping dari peternakan adalah berupa kotoran dan dari
kotoran ternaklah terutama ternak ruminansia banyak manfaat yang bisa
diperoleh. Manfaat tersebut Pertama adalah kompos. Kompos diperoleh dari
kotoran ternak yang difermentasi dan dicampur dengan dedak selama 3-5 hari.
Kompos digunakan sebagai pupuk untuk tanaman yang bisa memperbaiki tekstur
tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan kemampuan kemampuan
menahan air, meningkatkan aktivitas biologi tanah, meningkatkan pH tanah, dll.
Bila satu hari saja kotoran yang didapat dari satu ekor sapi sebanyak 25 kg,
bisa dibayangkan berapa banyak kompos yang bisa dihasilkan. Banyaknya kompos
yang dihasilkan bisa dijadikan substitusi bagi pupuk kimia yang mengurangi
biaya input bagi petani. Potensi pengembangannyapun semakin besar karena nilai
hasil pertanian organik jauh lebih besar dibandingkan dengan pertanian biasa.
Selain itu, pemasok pertanian organik masih sedikit sehingga ada peluang besar
bagi yang memanfaatkannya.
Manfaat ketiga adalah bokhasi. Bokashi
mirip dengan kompos, namun komponen utamanya adalah jerami padi atau limbah
pertanian lainnya yang diolah menjadi pupuk. Penggunaanya pun mirip dengan
kompos namun cara membuatnya sedikit lebih lama daripada kompos. Keempat adalah
biogas. Biogas adalah sebuah sistem dari bakteri pembentuk gas metan secara
anaerob dengan memanfaatkan bahan-bahan organik. Sumber utama bakteri pembentuk
gas metan adalah hewan ruminansia. Dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai
sumber bakteri gas metan maka akan didapatkan sumber energi yang murah, ramah
lingkungan dan terbarukan. Dari 1 ekor sapi maka energi biogas yang diperoleh
setara dengan memasak 2-3 jam penuh. Selain menghasilkan biogas, reaktor biogas
juga menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat organik yang siap digunakan. Pupuk
organik yang dihasilkan dari reaktor biogas memiliki nilai yang lebih tinggi
karena manfaatnya lebih tinggi dibandingkan dengan kompos. Biogas juga berperan
dalam memutus siklus penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Hal ini
disebabkan karena kotoran ternak yang mengandung penyakit akan masuk ke dalam
reaktor yang anaerob. Hanya bakteri penghasil gas metanlah yang mampu hidup di
dalamnya dan hampir semua organisme aerob termasuk mikroorganisme penyakit akan
mati. Oleh karena wajar jika biogas dapat dijadikan pemutus rantai penyakit.
Kelima adalah urine ternak dan limbah
cair lainnya dari yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair. Limbah cair paling
banyak dihasilkan dari peternakan sapi perah, namun peternakan yang lain juga
menghasilkan limbah cair yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Kegunaan pupuk
cair banyak untuk pupuk tanaman hias yang diberikan secara semprot atau
kegunaan lainnya. Manfaat terakhir adalah kotoran ternak sebagai pakan ternak.
Kotoran ternak yang bisa digunakan sebagai pakan ternak adalah kotoran ayam karena
kandungan protein kotoran ayam yang masih tinggi. Begitu juga kotoran kambing
juga layak dijadikan pakan ternak. Cara pemanfaatannya adalah kotoran ternak
diberikan mikroorganisme dekomposisi dan di simpan selama waktu tertentu yang
kemudian ditepungkan untuk siap digunakan. Karena nilai proteinnya masih tinggi
maka tepung kotoran ternak bisa dijadikan substitusi jagung, kedele atau sumber
protein lainnya yang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Namun pemanfaatan
kotoran ternak sebagai pakan masih belum banyak dilakukan karena adanya nilai
kepantasan bagi yang mengkonsumsi.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan
bagaimana sistem pertanian terpadu bekerja. Pertanian menghasilkan hasil utama
yang bisa dimanfaatkan langsung oleh petani. Namun hasil samping pertanian
menjadi input bagi peternakan. Petani juga bisa mendapatkan hasil utama
peternakan dan hasil samping peternakan menjadi input bagi pertanian.
Ketersediaan input dari dalam sistem pertanian terpadu sangat memberikan
manfaat bagi petani dan lingkungan. Dan alamlah yang memberikan contoh dalam
menerapkan keseimbangan sistem pertanian terpadu.
Ä
Model
sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM telah dikembangkan dengan cukup
baik oleh Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) di Bali serta beberapa
wilayah sentra pertanian di Indonesia.
Ä
Memadukan
budi daya tanaman, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan pengolahan daur limbah secara selaras, serasi, dan
berkesinambungan.
Ä
Budi
daya tanaman yang dipilih adalah tanaman semusim dan tahunan, misalnya
padi, palawija, buah-buahan, sayur-sayuran, cengkeh, kopi, kelapa, dan
sebagainya.
Ä
Kebutuhan
input budi daya tanaman menggunakan prinsip penggunaan masukan luar rendah (low
external input), misalnya penggunaan pupuk kimia dan pestisida
seminimal mungkin atau bahkan tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida
sama sekali.
Ä
Limbah
organik dari kotoran temak dan sisa-sisa tanaman difermentasikan dengan
teknologi EM menjadi pupuk organik terfermentasi atau bokhasi dalam waktu yang
cepat.
Ä
Bokhasi
dapat digunakan sebagai pupuk pertanian dan
pakan ternak atau ikan.
Ä
Kotoran
ayam dan kotoran kambing juga dapat difermentasi dengan teknologi EM menjadi
pakan temak (bokhasi pakan temak) ayam, babi, dan itik.
Ä
Ide
dasar pemanfaatan kotoran temak sebagai bokhasi pakan temak adalah karena
kotoran ayam masih mengandung protein sebesar 14%, sedangkan kotoran kambing
masih mengandung protein sebesar 12% dan serat kasar sebesar 80%, jika
dibandingkan dengan hijauan pakan ternak (Wididana, 1999).
Ä
Model
pertanian terpadu dengan teknologi EM dapat mengurangi masukan energi darl luar
sistern pertanian untuk menghasilkan produk pertanian.
Ä
Proses
fermentasi dapat menaikkan kandungan nutrisi pakan temak yang berasal dari
kotoran temak. Sehingga masukan energi dari luar sistem pertanian dapat
diperkecil atau ditiadakan sama sekali.
Ä
Demikian
juga dalam bidang budi daya tanaman, limbah tanaman yang terbuang dapat
dimanfaatkan kembali sebagai pupuk melalui
proses fermentasi.
Model penerapan system pertanian Terpadu di IPSA Bali
v Sistem Pertanian Dan Penanganan Limbah
Terpadu Baru
Dalam IF&WMS limbah hayati diproses dengan suatu digester
menghasilkan gas metah dan CO2, membawa ke stabilisasi caian dan padatan
melalui aksi mikroba. Campuran bubur ini kemudian dilalukan ke tangki pengendapan dan kolam oksidasi, untuk
perlakuan yang tepat; sisa-sisa dilalukan ke kolam ikan, sisa-sisa ini
menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan plankton, kotoran ikan kemudian
ditreatmen lebih lanjut untk memperoleh air kolam bermineral yang digunakan
untuk irigasi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
penjabaran makalah di atas
dapat
ditarik beberapa poin penting terkait dengan model-model sistem peternakan terpadu
diantaranya:
1.
Sistem
pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang
menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang
meniru cara alam bekerja.
2.
Dengan Pertanian terpadu, hampir semua aktivitas pertanian secara ekonomi
dapat menguntungkan dan secara ekologi berkelanjutan.
3.
Model-model system pertanian terpadu ada dua, yaitu
system pertanian terpadu konvensional, Sistem pertanian terpadu dengan
teknologi EM (effective
micro-organisme), Sistem Pertanian Terpadu sekaligus Manajemen Limbah Terpadu
(IF-IWM) dan Sistem Pertanian Organik.
4.
Dengan Sitem Pertanian Terpadu dapat menjawab tuntutan kosnumen yang
sadar mengenai pentingnya kelstarian lingkungan, kesehatan dan keamanan pangan,
dan kesejahteraan tenaga kerja .
5.
Pengabaian konsep sistem pertanian terpadu, baik karena kedunguan atau
karena prasangka bodoh akan menyebabkan kebanyaka petani tetap miskin dan
kehilangan semua manfaat yang semestinya diperoleh dari sumberdaya alam yang
sebenarnya lebih dari cukup untuk memenuhi hak-hak sasai mereka.
DAFTAR PUSTAKA
blogspot.com/2011/11/konsep-sistem-pertanian-terpadu.html
Anonim. 2013. Sistem Pertanian Berkelanjutan II. http://id.scribd.com/doc/11133748 8/Analisis-Agroekosistem-Model-Sistem-Pertanian-Terpadu-Di-Tanjung- Sari-Sumedang.
Anonim. 2013. Sistem Pertanian Terpadu. http://id.scribd.com/doc/32961554/sistem- pertanian-terpadu
Artaji, W. 2011. Sistem
Pertanian Terpadu-Model Pertanian Terpadu dalam Satu Siklus Biologi . http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/10/12/sistem -pertanian-terpadu-model-pertanian-terpadu- dalam-satu-siklus-biologi- integrated-bio-cycle-farming-402784.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar